Senin, 21 Januari 2013

Panggil Aku Sepi


Panggil aku Sepi

Yang terlahir sunyi,
tergeletak pada mulut pintu,
tak seorangpun sudi
akan tangisku

Tak seorangpun dengar
atau mungkin tak perduli benar-benar


Masa kini,
hujan henti, tetapi dingin ini belum mau pergi
Aku berjalan, dengan mengantongi harapan,
semua rasa itu terkalahkan
Dan hujan, kembali, di pertengahan jalan

Tampaknya, tempat berteduh hanya sebuah sia-sia

Namun Pengasih, belum inginkan aku mati
Atas kelaparan, gigil dingin dan abai ini
Ketika seseorang, datang,
ulurkan selimut dan hangat kentang

Ada sinar secercah, hari berubah

Ia adalah wajah, pertama,
yang aku lihat; terdapat tulus sahaja
Berkah, Penghuni Surga, Utusan Kuasa?
Aku pikir aku sudah buta, hingga tak mampu membedakannya.
tak mampu mengingat muka-muka


Bahkan dimana diriku kini,
kemana pernah aku pergi, tak lagi perduli,
bukan hanya mereka, akupun jua?
Aku hanya tahu, arah mana tujuanku, suatu saat nanti

Obrolan yang pada mulanya basa-basi, kini beranjak jadi empati, bersemi kasih
Aku pikir, dia biarkan ia mengetahui diriku,
tentang kehampaan. Kosong dan tidak berarti
Hingga aku sadari, bahwa aku membutuhkannya:
“Bilakah aku bawa pulang dirimu?

Seminggu berlalu, terasa bagai seumur hidupku

Tiap menjelang senja, di segala cuaca,
kau datangi aku,
hanya untuk habiskan waktu, bercerita, tentang banyak kisah
(Bahkan kita sudah kehabisan kisah dan kata-kata)

Katamu, “Segalanya berubah. Baru saja terbangun seolah
Aku tak pernah tahu, bahkan untuk sekedar menerka,
bahwa yang kita lewati belakangan ini, bagimu adalah perasaan pertama

Seolah kau bahagia belum mati juga, hingga bertemuku, lewati senja-senja jingga
Kau tutup mata. Telinga
Acuh atas semua cerita, semua pandang,
semua cerca manusia

“Aku tak perduli segalanya. Aku hanya ingin pergi, bersama anda, kemana saja. Semoga terdapat bahagia di sana

Aku membisu; kelu. Tak tahu
Hanya bisa melihat sembari menunggu

Tetapi aku benci akan hal itu
Sepertinya lebih baik bekerja dengan gaji kecil dari pada berjudi nasib dengan lotere

Aku terus berjalan. Dan kau bertahan; bersebelahan
Share

0 komentar:

Posting Komentar

Akar Akal. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Popular Posts

Popular Posts

Popular Posts