Panggil
aku Sepi
Yang
terlahir sunyi,
tergeletak
pada mulut pintu,
tak
seorangpun sudi
akan
tangisku
Tak
seorangpun dengar
atau
mungkin tak perduli
benar-benar
Masa
kini,
hujan
henti, tetapi dingin ini belum mau pergi
Aku
berjalan, dengan mengantongi harapan,
semua
rasa itu terkalahkan
Dan hujan, kembali, di pertengahan
jalan
Tampaknya,
tempat berteduh hanya sebuah sia-sia
Namun
Pengasih, belum inginkan aku mati
Atas
kelaparan, gigil
dingin dan abai ini
Ketika
seseorang, datang,
ulurkan
selimut dan hangat kentang
Ada
sinar secercah, hari berubah
Ia
adalah wajah, pertama,
yang aku
lihat; terdapat tulus sahaja
Berkah,
Penghuni Surga, Utusan Kuasa?
Aku
pikir aku sudah buta, hingga tak mampu membedakannya.
tak
mampu mengingat
muka-muka
Bahkan
dimana diriku kini,
kemana
pernah aku pergi, tak lagi perduli,
bukan
hanya mereka, akupun jua?
Aku
hanya tahu, arah mana tujuanku, suatu saat nanti
Obrolan yang pada mulanya basa-basi,
kini beranjak jadi empati, bersemi kasih
Aku
pikir, dia
biarkan ia mengetahui diriku,
tentang
kehampaan. Kosong dan tidak berarti
Hingga
aku sadari, bahwa
aku membutuhkannya:
“Bilakah aku bawa pulang dirimu?”
Seminggu berlalu, terasa bagai seumur
hidupku
Tiap menjelang
senja, di segala cuaca,
kau
datangi aku,
hanya
untuk habiskan waktu, bercerita, tentang banyak kisah
(Bahkan
kita sudah kehabisan kisah dan kata-kata)
Katamu, “Segalanya berubah. Baru
saja terbangun seolah”
Aku tak
pernah tahu,
bahkan untuk sekedar
menerka,
bahwa
yang kita lewati belakangan ini, bagimu adalah perasaan pertama
Seolah kau bahagia belum mati juga, hingga bertemuku, lewati senja-senja jingga
Kau tutup
mata. Telinga
Acuh
atas semua cerita, semua pandang,
semua
cerca manusia
“Aku tak perduli segalanya.
Aku hanya ingin pergi, bersama anda, kemana saja. Semoga terdapat
bahagia di sana”
Aku
membisu; kelu. Tak tahu
Hanya
bisa melihat sembari
menunggu
Tetapi aku benci akan hal itu
Sepertinya
lebih baik bekerja dengan gaji kecil dari pada berjudi nasib dengan lotere
Aku terus berjalan. Dan kau bertahan; bersebelahan
Share
0 komentar:
Posting Komentar